Pengertian Pelek dan Jenis-Jenis Pelek Pada Sepeda Motor
Pelek adalah bagian penting pada sepeda motor. Pernahkah
Anda ketika berkendara menggunakan kendaraan bermotor dan merasakan seperti ada
gundukan yang terjadi terus-menerus meskipun Anda sedang melintas di jalan yang
rata? Jika peristiwa tersebut terjadi, hal ini merupakan analisis awal dari
kemungkinan rusaknya bagian roda pada kendaraan bermotor. Secara konstruksi,
roda mempunyai komponen utama, yaitu pelek dan ban. Untuk mengetahui lebih
dalam mengenai pelek sepeda motor mari kita pelajari bab pelek.
Pelek
sepeda motor merupakan bagian dari sepeda motor yang sangat penting karena
sepeda motor tidak akan dapat berjalan jika tidak memilki bagian ini. Selain
itu, pelek juga memiliki peran untuk menjaga pertorma motor. Pelek memberikan
bentuk sempurna sehingga ban dalam dan luar dapat dipasang. Pada Bagian tepi
pelek adalah tempat untuk memasang ban, sedangkan pada bagian tengah pelek
berfungsi sebagai poros roda yang disebut tromol. Pada bidang otomotif, pelek
biasa dikenal sebagai velg, rim, dan motorcycle wheel. Pemilihan pelek yang
baik didasarkan pada kekuatannya untuk menahan beban, baik beban vertikal
(atas) maupun horizontal (samping). Beban tersebut meliputi beban pengendaraan,
pengereman, serta berbagai beban yang menumpu lainnya, seperti beban bodi motor
dan berat mesin. Pelek harus dibuat dengan konsep ringan dan seimbang (balance)
untuk dapat berputar dengan lancar pada Kecepatan rendah ataupun tinggi
Pada
awal perkembangannya, pelek dibuat dari bahan baja. Bahan dasar pembuatan pelek
terus mengalami perkembangan, yaitu dengan menggunakan bahan aluminium paduan
yang sering disebut pelek alloy. Pelek dari bahan baja dibuat dengan proses pelat
logam yang berbentuk persegi panjang yang dilengkungkan untuk menghasilkan bentuk
silinder kemudian pada bagian tepi dilas bersamaan sehingga membentuk lingkaran
roda. Pada awalnya, pelek dibuat dengan metode stamping (press). Dengan semakin
berkembangnya teknologi, proses pembuatan perek saat ini banyak yang
menggunakan metode forging dan Casting. Keunggulan dari metode forging dan
casting adalah dapat mengurangi berat dari pelek serta desainnya lebih dinamis.
Pelek yang dinasilkan dengan metode tersebut, bagian tapaknya berbahan alumunium
atau baja dari bagian palangnya terbuat dari bahan metal
Salah
satu tokoh yang mengembangkan pelek sepeda motor adalah Shoichiro Honda.
Shoichiro Honda merupakan pendiri Honda yang lahir pada 17 November 1906 di
Yamahigashi. Sejak kecil, Honda sudah bergelut dengan dunia otomotif. Masa
kanak- dnaknya dihabiskan untuk menemani dan membantu ayahnya di bengkel. Pada
usia 15 tahun, Honda pindah ke kota untuk bekerja Shokai Company. Saka Kibara,
pemimpinnya saat itu di Shokai company, sangat senang dengan kinerja Shoichiro
Honda yang ditunjukkan. Honda dinilai sangat teliti dan cekatan dalam bidang
mesin. Ketika sanaannya membuka cabang di Hamamatsu, Honda diberikan kepercayaan
sebagai kepala cabang. Pada saat itu, jari-jari roda mobil masih terbuat dari
kayu sehingga memiliki kelemahan tidak mampu menahan tekanan yang besar dari
tenaga dan bodi mobil. Shoichiro Honda akhirnya mempunyai terobosan untuk membuat
jari-jari roda mobil yang disebut pelek dengan bahan logam. Honda memanfaatkan
ruji untuk pelek sebagai komponen utamanya.
Jenis-jenis
Pelek
Pelek sepeda motor dibedakan menjadi beberapa jenis, Tapi kali ini kita akan bahas berdasarkan bahan baku, bentuk, berdasarkan standar industri Jepang (JIS) dan berdasarkan cara pembuatan dan Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
1. Berdasarkan Bahan Baku
Pelek dibedakan berdasarkan bahan baku pembuatannya menjadi
dua, yaitu dari besi dan campuran besi tuang.
a. Pelek dari bahan besi
Pelek yang dibuat dari bahan besi
dilapisi dengan krom untuk mencegah karat. Pelek yang dibuat dari bahan besi
dipadukan dengan jari-jari (rim) yang mampu menahan beban lebih baik. Pelek jenis
ini lebih aman jika digunakan pada jalan yang berlubang karena akan
meminimalkan getaran pada mesin dan roda. Sepeda motor jenis motocross atau
enduro paling sesuai menggunakan jenis pelek dari bahan besi. Kekurangan dari
pelek berbahan besi adalah mempunyai bobot yang lebih berat dibandingkan pelek
dari bahan lain. Sepeda motor yang menggunakan pelek jenis ini akan cenderung
kurang stabil jika melakukan hard braking. Pelek berbahan besi sering kali berkarat
jika tidak dilakukan perawatan dengan teratur. Pelek jenis ini juga tidak cocok
untuk sepeda motor yang menggunakan ban jenis tubeless. Harga yang lebih murah
dibanding pelek dari bahan jenis lain merupakan kelebihan pelek dari bahan
besi.
b. Pelek dari bahan campuran besi tuang
Pelek ini dibuat dari bahan
paduan aluminium dan magnesium. Penggunaan bahan ini dapat mengurangi bobot keseluruhan
dari pelek dan membuat pelek mempunyai penampilan yang lebih menarik. Kekurangan
dari pelek jenis paduan ini adalah kurang kuat dalam menahan benturan yang
keras. Selain itu, harga jual pelek ini lebih mahal dibandingkan pelek berbahan
dari besi. Keunggulan pelek dari bahan ini adalah bobotnya lebih ringan
sehingga sering diaplikasikan pada sepeda motor untuk drag race dan road race.
Selain itu, pelek ini juga lebih tahan dari bahaya korosi atau karatan.
2. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, pelek
dibagi ke beberapa jenis antara lain sebagai berikut.
a) Spoke wheel (pelek model
jari-jari)
Pelek ini disebut juga sebagai spoke wheel atau pelek model jari-jari. Ciri utamanya adalah penggunaan jar-jari atau ruji-ruji. Berikut kelebihan dan kekurangan pelek jenis spoke.
Kelebihan
a) Bobotnya lebih ringan dan harga lebih murah.
b) Jika pelek kurang seimbang, dapat disetel menggunakan alat khusus
sehingga tidak perlu mengganti pelek baru.
c) Lebih tahan jika melewati jalan berlubang.
d) Lebih mudah diperbaiki jika terjadi kerusakan.
Kekurangan
a) Sulit dibersihkan dari kotoran yang menempe.
b) Tidak cocok untuk jenis ban
tubeless.
b. Cast wheel (CW)
Pelek ini biasanya disebut juga
dengan istilah pelek bintang atau pelek racing. Bahan dasar pembuatan pelek ini
brasanya dari besi tuang. Ciri utama pelek CW adalah bagian lingkaran pelek sarmpai
bagian tengah dibuat menyatu dari besi tuang (cor). Berik adalah kelebihan dan
kekurangan pelek CW.
1) Kelebihan
a) Bentuknya kokoh dan kuat sehingga saat digunakan untiuk manuver,
tikung (conering), dan akselerasi akan lebih stabil
b) Lebih mudah dibersihkan dari kotoran.
c) Pelek ini juga cocok digunakan untuk ban jenis tubeless.
d) Dari segi desain, lebih banyak diminati karena tampak lebih sporty
2) Kekurangan
a) Bobotnya lebih berat dari bentuk spoke wheel.
b) Harganya juga relatif lebih mahal.
c) Rentan mengalami kerusakan
jika menghantam lubang besar.
c. U shape
Pelek ini memiliki ciri khas,
yaitu berbentuk setengah lingkaran mirip seperti huruf U. Kelebihan pelek ini
adalah bobotnya paling ringan karena terbuat dari bahan aluminium. Namun, pelek
ini tidak kuat menahan benturan keras, akan berpotensi bengkok bahkan patah.
Pelek ini dapat dipakai untuk jenis sepeda motor balap drag race.
3. Berdasarkan Standar Industri Jepang (JIS)
Berdasarkan standar industri Jepang (JIS), pelek dapat dibagi menjadi enam kategori, yaitu sebagai berikut.
a. Divide Type (D.T)
Pelek D.T digunakan pada sepeda motor, mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri seperti forklift. Kelebihan pelek jenis D.T adalah mudah dalam membuka dan memasang ban. Ciri ciri pelek D.T, yaitu mempunyai kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun ke arah pusat, dan membentuk taper. Kelebihan dari bead yang miring adalah untuk mencegah penggeseran serta menghasil kan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.
b. Drop Center (D.C)
Pelek jenis ini digunakan pada mobil-mobil berjenis sedan dan truk kecil. Ciri utamanya adalah hanya terdiri atas satu bagian saja. Ciri lainnya, yaitu ada bagian tengah berbentuk cekung yang berguna memudahkan pemasangan bead dan taper untuk mencegah pergeseran di antara ban dan pelek.
c. Wide Drop Center (W.D.C)
Secara konstruksi, pelek tipe W.D.C secara prinsip hampir sama dengan pelek tipe D.C, tetapi lebih lebar sehingga lebih nyaman untuk digunakan. Pelek W.D.C cocok untuk ban-ban yang lebar dan memiliki tekanan rendah. Pelek ini biasa digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
d. Semi-Drop Center (S.D.C)
Pelek S.D.C umumnya digunakan oleh truk-truk kecil. Kelebihan pelek ini adalah lebih mudah dalam melepas ban karena bentuk Dagian tengahnya yang cekung. Adanya taper akan membuat Kontak antara ban dan pelek menjadi lebih besar sehingga didapatkan hasil yang lebih baik daripada jenis flat base. Pelek jenis S.D.C terdiri atas tiga bagian, yaitu cincin pengunci, flens, dan pelek induk. Dengan adanya tiga bagian tersebut, ban akan lebih mudah untuk dilepaskan dari pelek.
e. Flat Base (F.B)
Pelek ini biasa digunakan pada truk dan bus. Kelebihan pelek tipe ini adalah dapat menahan beban berat karena memiliki struktur yang kuat dan rata. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Pada pelek jenis ini, kedudukan bead terdapat di sebelah kiri taper ada sedikit dan tidak terlihat jelas. Pada sisi cincin samping, tidak ada taper sehingga pasangan bead tidak begitu baik.
f. Interim Rim (1.R)
Pelek jenis ini mempunyai konstruksi yang sama dengan flat base rim yang lebar (wide base rim) dan telah disempurnakan. Pelek ini didasarkan dari hasil penelitian, perbandingan (rasio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban, yaitu sekitar 706. Pemanfaatan pelek yang lebar mencegah terjadinya panas di dalam ban.
4. Berdasarkan Cara Pembuatan
Pelek juga dibedakan berdasarkan cara pembuatannya yang tentu akan mempengaruhi kualitas serta harganya. Cara pembuatan pelek dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu dicetak (casting), ditempa (forged), dan flow form.
a. Casting (dicetak)
Pelek ini dibuat dari bahan baku yang dipanaskan hingga mencair, kemudian dituangkan ke cetakan yang sudah disiapkan sebelumnya. Keuntungan dari pelek yang dibuat dengan cara dicetak adalah biasanya memiliki harga lebih murah, proses produksi lebih cepat, dan desain bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, kekurangan dari cara pembuatan ini adalah diperlukan ketelitian yang tinggi saat proses mencetak. Hal ini disebabkan karena sering kali terjadi pergeseran bentuk saat caliran dituang ke cetakan.
b. Forged (ditempa)
Pelek ini dibuat dari bahan solid, kemudian dipotong potong seningga mernjadi pelek utuh sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah proses potong dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan proses finishing yang biasanya dilakukan melalui pengerjaan tangan. Kelebihan dari pelek ini adalah kualitasnya lebih baik karena bahan material dari pelek forged tidak bisa dilakukan pengerjaan Jika bahan baku tidak baik. Karena kualitas bahan baik dan proses pengerjaan memakan waktu lama, pelek jenis ini biasanya mempunyai harga jual yang mahal.
C. Flow form
Pelek ini dibuat seperti pada proses pelek casting, tetapi yang membedakannya adalah setelah proses cetak akan dilakukan proses tarik sampai dihasilkan pelek sesuai bentuk yang dinginkan. Kualitas pelek ini hampir sama dengan pelek torged, tetapi dari segi harga biasanya jenis pelek ini lebih murah.
5. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Pemerintah Indonesia sudah menerapkan standar nasional terkait pelek yang digunakan pada sepeda motor sejak Mei 2012 dalam SNI 4658:2008. SNI 4658:2008 dengan Judul Pelek Kendaraan Bermotor kategori L mengatur kualitas bahan dan uji kualitas dari perek yang diperdagangkan di indonesla. Pada Standar Nasional ndonesia (SNID, pelek yang beredar di Indonesia mempunyai standar kualitas atau syarat mutu yang telah diuji. Syarat ini terdiri atas ketahanan untuk mengantisipasi agar tahan terhadap beban momen lentur, beban radial dinamis, Benturan, dan beban putaran dtau puntir. Selain itu, standar kualitas juga mencakup kebocoran udara yang terjadi pada pelek, pengujlan ketebalan cat karena berpengaruh terhadap daya korosi pelek (ketahanan terhadap OTOSI), dan pengujian adhesi untuk mengetanui daya rekat cat terhadap pelek. Pencil scratch hardness test adalan pengujian yang dilakukan untuk mengetahur kekerasan dari cat yang merekat pada pelek.
Baca Juga :
Posting Komentar untuk "Pengertian Pelek dan Jenis-Jenis Pelek Pada Sepeda Motor"